Berhutang
adalah sesuatu yang terdengar menakutkan bagi sebagian besar orang. Karena
timbulnya kewajiban untuk membayar angsurannya yang bagi sebagain orang tadi
terdengar seperti menimbulkan resiko seperti ; bagaimana cara membayarnya?
Bagaimana kalau usaha kita bangkrut? Bagaimana kalau kita keburu meninggal? Dsb
dsb.
Padahal kita
bisa menggapai kekayaan lebih cepat dengan menggunakan “The Power of
Hutang” dengan
menggunakan kecerdasan financial. Banyak contoh telah diberikan oleh para
pengusaha sukses di tanah air yang sukses karena menggunakan utang.
Beberapa di
antaranya adalah Pengusaha dan pemilik merk Lembaga Bimbingan belajar
Primagama, Purdi E. Chandra, Miming Pangarah, pemilik bisnis percetakan Indoprint, dan juga James
Sastrowijoyo
dari JPI Coaching.
Para pebisnis
yang berhasil memanfaatkan hutang untuk menjadi sumber kekayaan bagi mereka
adalah mereka yang memiliki kecerdasan financial. Mereka ini mampu mengelola
hutang sebaik-baiknya, sehingga berapa besarnyapun hutang mereka, tetap tidak
akan menjerat mereka. Logika sederhananya adalah,mereka yang berhutang, namun
orang lainlah yang membayarnya.
Logika
berpikirnya adalah seperti ini, Misalkan Anda berhutang dan harus membayar
bunga 1,5%
perbulan, sementara keuntungan yang diperoleh dari bisnis yang kita kembangkan
dengan hutang tadi adalah 5%
perbulan. Berarti ada selisih 3,5% yang jika anda kalikan dengan
besarnya pinjaman, misalkan Rp.500 juta, maka Anda bisa hitung sendiri berapa besar selisih spread keuntungan yang bisa di dapat.
Apalagi kalau jumlah pinjamannya diperbesar bukan?
Itulah
sebabnya para pengusaha sukses seperti Purdi dan juga peternak property sukses,
James Sastrowijoyo, justru menyarankan Anda untuk memperbesar jumlah pinjaman
Anda, dan bukan melunasinya.
Yang jelas
profil seperti mereka tidak takut terjerat dengan yang namanya kredit macet,
karena telah melakukan tindakan preventif seperti yang akan ditulis di bawah
ini, dan merupakan kunci keberhasilan agar Anda sukses mengelola hutang ;
- Berhutanglah hanya untuk sesuatu yang produktif
- Pay Your Self First
- Terus mengembangkan bisnis dan keahlian
- Disiplin
- Menjaga nama dan hubungan baik dengan kreditur
telah kita
bahas bahwa berhutang itu justru adalah salah satu langkah untuk menggapai
kekayaan secara cepat, namaun tentu saja harus diiringi dengan kecerdasan
financial.
Juga telah
disebutkan ada beberapa tindakan preventif ketika seseorang memutuskan untuk
menggunakan hutang sebagai pijakan untuk mencapai tujuan.
Pada
ksesempatan ini kita akan membahas secara detail langkah preventif yang harus
dilakukan untuk menjaga agar hutang tetap bersifat baik;
1. Berhutanglah
hanya untuk sesuatu yang produktif
Apa
yang dimaksud dengan produktif? Ada beberapa hal yang disebut kriteria
produktif bagi suatu barang yaitu :
-
Bisa dipastikan nilainya terus naik
dimasa depan, atau
-
Menghasilkan pemasukan bagi
pemiliknya, atau
-
Mengurangi pengeluaran bagi
pemiliknya, atau
-
Mampu membayar sendiri cicilan
hutangnya
Berarti
disini, barang seperti property, kendaraan untuk disewakan, mesin, dsb termasuk
salah satu criteria di atas. Apalagi kalau barang tersebut mengandung lebih
dari satu kriteria di atas. Menurut Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor
Dad,
barang-barang seperti ini di sebut asset.
Jadi
kalau Anda masih berhutang untuk sesuatu yang konsumtif, seperti membeli
handphone baru, kendaraan baru untuk bergaya, atau untuk justru menikah lagi,
pikirkanlah kembali masak-masak, karena hal ini akan membebani keuangan Anda
dan menjerumuskan Anda pada jerat hutang tanpa dasar.
2. Pay Your Self First
Apa
yang Anda lakukan ketika menerima gaji? Berapa lama gaji tersebut bertahan di
tangan atau di rekening Anda? Pasti sebagai besar berkata, tidak lebih dari
seminggu, uang tersebut sudah menguap. Untuk membayar cicilan handphone,
membayar listrik, membayar biaya sekolah anak, membayar tagihan kartu kredit,
dsb.
Seharusnya,
langsung sisihkan 5 – 10% untuk Anda simpan dalam “rekening penjara” yaitu
suatu tabungan yang tidak akan Anda sentuh selamanya. Tabungan ini dimasukkan
ke dalam rekening terpisah dari rekening yang biasa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Tujuannya adalah sebagai persiapan “peluru” untuk mencari peluang-peluang
bisnis baru , yang memungkinkan untuk menambah asset Anda nanti.
3. Terus mengembangkan bisnis dan keahlian
Ingat
bahwa kita menginginkan bahwa hutang yang kita ambil tadi dibayari oleh orang
lain / bisnis/ asset kita, dan bukan berasal dari kantong kita sendiri. Karena
itu pastikan bahwa Anda telah mengetahui kemana uang pinjaman tersebut akan
digunakan.paling baik adalah jika Anda telah terlebih dahulu memiliki kemampuan
di bidang yang akan Anda terjuni dengan hutang tersebut. Karena itu kemampuan
dan keahlian untuk mengembangkan hasil dari asset atau bisnis kita adalah
mutlak diperlukan. Dengan memiliki kemampuan mengembangkan income yang di dapat
dari hasil bisnis atau asset, juga bisa berindak sebagai cadangan jika kita
menghadapi penurunan income dari bisnis atau asset kita tersebut.
4. Disiplin
Ini
adalah faktor terpenting jika Anda menggunakan hutang sebagai jalan menuju
kekayaan karena kreditur atau pemberi hutang akan melihat kedisiplinan anda
dalam menjalankan kewajiban membayar angsuran.
Termasuk
di dalamnya adalah kedisiplinan untuk menyisihkan kelebihan atas selisih
positif yang didapat dari hasil usaha. Jika catatan pembyaran angsuran kita
selalu tepat waktu, biasanya ketika angsuran pinjaman kita telah melewati 50%
dari total nilai pinjaman, pihak kreditur akan menghubungi kita lagi untuk
menawarkan hutang yang lebih besar lagi, karena akibat telah timbulnya rasa
kepercayaan pada kita.
5.
Menjaga nama dan hubungan baik dengan kreditur
Ingat,
bahwa kreditur adalah partner kita. Karena itu hubungan baik harus tetap
dijaga, baik yang bersifat personal maupun professional. Dengan menjaga
hubungan baik, jika person in charge kreditur yang bersangkutan pindah ke
tempat lain, ia masih akan mengingat kita sebagai debitur atau pengutang yang
baik, bukan si pengemplang hutang.
Jangan
lupa, bahwa peraruran perbankan di Indonesia juga akan memblack list Anda di
semua jaringan bank, jika Anda pernah menunggak sekali saja di salah satu bank
manapun di Indonesia, meskipun itu hanya hutang kartu kredit.
Demikianlah
beberapa hal dasar yang harus silakukan sebagai tindakan perventif dalam
mengelola hutang.
telah kita
bahas ada lima tindakan preventif atau persiapan sebelum seseorang memutuskan
untuk mengambil hutang sebagai jalan pintas menuju kekayaan:
Sekarang kita
akan membahas lima langkah untuk mengubah hutang menjadi kekayaan
1. Jujurlah
terhadap kondisi keuangan Anda
Anda
harus mengetahui kemampuan keuanga Anda , dan berapa kemampuan yang bisa Anda
sisihkan untuk membayar cicilan.
Cara
paling objektif adalah dengan cara “memotret” kondisi keuangan anda dengan cara
membuat neraca pribadi yang berisi data pemasukan, pengeluaran, jumlah
tabungan, jumlah asset yang dimiliki, dan jumlah hutang yang masih harus
dibayar. Dengan cara ini Anda akan bisa menentukan berapakah hutang yang bisa
anda buat atau justru menentukan anda harus berhenti berhutang.
2.
Alokasi Tabungan Asset
Alokasikan
10% dari penghasilan anda untuk membangun asset bsinis anda. Bila anda
melakukan hal ini, semakin cepat pula anda bisa keluar dari jebakan hutang.
3. Alokasi dana sosial
Pernahkah
anda mendengar hukum Newton yang berbunyi, “Aksi menimbulkan reaksi” . Atau
hukum keseimbangan hidup yang menyatakan bahwa ketika Anda sedang mendekati
sesuatu, anda pun pada saat yang sama juga sedang menjauhi sesuatu. Ketika anda
mendekatkan diri pada hal-hal posistif, berarti anda juga sedang menjauhi
hal-hal negatif.
Ketika
anda mengharapkan akan menerima sesuatu, berarti anda juga harus mengeluarkan
sesuatu. Disinilah kami menganjurkan anda untuk menyisihkan 2,5 – 5% dari hasil
yang anda dapat, untuk di dermakan pada kegiatan-kegiatan social
kemasyarakatan.
4.
Alokasi cicilan hutang
Sisihkan
10- 30% dari penghasilan anda dari bisnis yang dibiayai dengan hutang, untuk
melakukan pembayaran cicilan hutang tadi. Biasanya pihak kreditur masih bisa memberikan
hutang lagi, jika rasio hutang anda terhadap penghasilan tidak melebihi 30%.
5. Alokasi biaya hidup
Setelah
anda bisa membayar diri sendiri dulu ( Pay Your self fisrt ), disiplin dalam
melkukan penmbayaran hutang, membiasakan diri untuk ikhlas melkukan derma dan
sedekah, dan senatiasa jujur terhadap kondisi keuangan anda, maka anda bisa
menikmati selisih lebih dari penghasilan dari bisnis/property yang dibiayai
dengan hutang tadi untuk membiayai hidup atau gaya hidup anda.
Demikianlah
beberapa hal untuk mengubah hutang menjadi kekayaan, yang bisa anda praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari anda.
Selamat
berhutang…..!!!!!
Sumber: refrensi
Nice Info ^_^
BalasHapusIjin nambahin. Jika Qt sdh BANGKRUT (BANYAK HUTANG, BLACK LIST BI, DIKEJAR2 DEBT COLLECTOR, PENGANGGURAN)? Ternyata MASIH BISA SELAMAT :) http://program-umkm-gratis.blogspot.com